Laporan praktikum Kimia Organik 1 - Percobaan 9
VII.
Data Pengamatan
No.
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
Apel
digerus dan ditumbuk
|
Ekstrak
apel hijau atau maleat yang berwarna keruh
|
2.
|
Dimasukkan
ekstrak 20 ml labu dasar bulat
|
Ekstraknya
tetap keruh
|
3.
|
Ditambahkan
HCl pekat 15 ml
|
Ekstraknya
menjadi seperti mendidih tetapi belum terjadi perubahan warna
|
4.
|
Dilakukan
proses refluks
|
Warnanya
menjadi coklat pekat dan terbentuk kerak didasar labu
|
5.
|
Disaring
sebanyak dua kali
|
Menghasilkan
filtrat berwarna coklat
|
6.
|
Dijenuhkan
dengan menggunakan es batu selama 30 menit.
|
Tidak
terbentuk kristal, filtratnya tetap dalam bentuk cair.
|
VIII.
Pembahasan
Seperti yang telah kita ketahui bahwa pada senyawa
organic dapat memiliki ikatan atom karbon yang bersifat tunggal ataupun
rangkap. Pada setiap senyawa organic, dapat terikat pada gugus fungsi yang
berjumlah satu maupun lebih. Pada senyawa karbon ikatan tunggal, gugus fungsi
yang terikat akan memiliki kebebasan untuk berotasi disepanjang ikatan carbon
tersebut. oleh karena itu pada ikatan tunggal tidak dapat dibedakan orientasi
bidang ruang gugus fungsinya. Hal ini bertolak belakang dengan gugus fungsi
yang terikat pada senyawa organic atau rantai karbon yang rangkap dan juga
siklik. Dimaana pada rantai karbon rangkap atau siklik ini, gugus fungsinya tidak
dapat berotasi atau berpindah. Karena tidak dapat berotasi dengan bebas, maka
orientasi ruang gugus atau atomnya bisa diidentifikasi. Hal ini disebut dengan
isomer geometri. Telah disebutkan sebelumnya bahwa tak hanya pada rantai karbon
berikatan rangkap, isomer geometri ini juga dapat ditemukan pada senyawa
organic dengan rantai siklik, misalnya pada senyawa sikloalkana. Pada senyawa
ini akan terbentuk bidang pseudo yang mana bidang ini sigunakan dalam
menentukan orientasi relative atom ataupun gugus fungsi yang terikat pada atom
karbonnya yang biasa disebut dengan stereokimia. Gugus fungsi yang terikat,
dapat terletak pada sisi atas cincin ataupun sisi bawah cncin (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/)
Perubahan terhadap isomer geometri dapat terjadi
dari satu ke yang lainnya. Perubahan ini dapat berlangsing dengan dibentuknya
senyawa antara radikal bebas ataupun ion. Pada percobaan ini, menggunakan
beberapa bahan, dimana asam maleat akan direfluks menggunakan HCl. Hasil
refluks ini akan menghasilkan senyawa baru yaitu asam fumarat yang stabil. Asam
fumarat ini memiliki kelarutan yang kecil didalam air, sebaliknya asam maleat
memiliki kelarutan yang lebih besar. Dengan kelarutannya yang kecil menyebabkan
asam ini mudah untuk mengalami kristalisasi saat reaksi berlangsung.
Pada percobaan ini seharusnya kami menggunakan asam
maleat murni, namun karena bahan tidak tersedia kami mencari alternatif lain. Alternatif
yang kami pakai ialah asam maleat dari ekstrak apel hijau. Ekstrak apel hijau
ini dapat diketahui mengandung asam maleat dengan berbagai sifat yang dimiliki
oleh asam maleat ini yaitu larut dalam air, memiliki rasa yang asam, memiliki
pH dibawah 7 dan juga memiliki titik leleh antara 143 0C- 148 0C.
Pelarut yang dipakai pada percobaan ini adalah HCl pekat. Alasan penggunaan HCl
sebagai pelarut ialah karena HCl akan mengubah ektrak asam maleat menjadi asam
fumarat dengan bantuan refluks. Pada proses ini terjadi dua jenis reaksi, yaitu
reaksi adisi dan reaksi eliminasi.
Langkah pertama yang dilakukan dalam percobann ini
ialah menyiapkan 2 buah apel hijau yang masib segar atau tidak ada bonyok pada
daging buah. Kedua apel ini ditumbuk dan diambil air atau ekstraknya dan
disaring. Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengambil ekstrak apel ialah
dengan menggerus apel tersebut. ekstrak yang telah diperoleh kemudian diambilo
sebanyak 20ml lalu dimasukkan kedalam labu dasar bulat. Adapujn warna dari
ekstrak apel hijau ialah keruk. Kemudian kedalam ekstrak apel ditambahkan HCl
15 ml. Asam HCl ini akan membantu terjadinya perubahanisomer geometri, yaitu
asam maleat seperti asam fumarat. Hal ini terjadi karena ikatan rangkap C=C
untuk sementara waktu diubah menjadi ikatan tunggal C-C dan melalui ikatan
tunggal inilah perputaran dapat berlangsung dengan bebas. Selanjutnya disiapkanalat
refluks dan campuran direfluks. Proses refluks ini dilakukan selama 10 menit
dengan suhu 75 0C. setelah 10
menit campuran dalam labu dasar bulat disaring mengfgunakan corong buncher
sebanyak 2x. filtrate yang dihasilkan dari proses penyaringan warnanya pekat. Setelah
itu filtrate yang diperoleh akan dikristalisasi dengan cara menjenuhkan
campuran tersebut. Proses penjenuhan ini dilakukan dengan memasukkan filtrate dalam
air es selama 30 menit. Namun setelah mencapai waktu yang ditentukan tidak
terbentuk Kristal. Ada beberapa hal yang mempengaruhi sehingga tidak terbentuk Kristal
diantaranya ialah karena dalam ekstrak apel yang dipakai, tidak hanya
mengandung asam maleat melainkan ada senyawa lain juga. Hal ini tentu
mempengaruhi karena perubahan asam maleta menjadi asam fumarat hanya dilakukan
terhadap asam maleat murni. Faktor lainnya ialah proses penjenuhan yang tidak
tepat karena pada dasarnya terbentuknya Kristal karena adanya penurunan suhu
secara drastis oleh asam fumarat namun karena penyaringan yang telah dilakukan
sebanyak 2x maka suhu dari asam fumarat setelah direfluks telah mengalami
penurunan.
IX.
Pertanyaan Pasca Praktikum
1.
Apa penyebab kegagalan terbentuknya Kristal dalam percobaan diatas?
2.
Reaksi apa yang terjadi pada perubahan asam maleat menjadi asam fumarat?
3.
Pada saat kapan asam maleat berubah menjadi asam fumarat?
X.
Kesimpulan
1.
Isomer geometri
didefenisikan sebagai isomer dari suatu senyawa yang disebabkan oleh adanya
beda letak atapun gugus didalam ruang. Nama lain dari isomer geometri ini
adalah isomer cis-trans. Isomer cis-trans ini tidak ditemukan pada kompleks
yang memiliki stuktur linear, trigonal planar maupun tetrahedral.
2.
Yang disebut
dengan isomer cis ialah dua gugus yang letaknya pada satu sisi ikatan pi atau
dalam bahasa latin yaitu pada sisi yang sama. adapunyang disebut dengan isomer
trans ialah gugus-gugus yang letaknya pada sisi yang berlawanan atau dalam
bahasa latin yaitu berseberangan.
3.
Perubahan
terhadap isomer geometri dapat terjadi dari satu ke yang lainnya. Perubahan ini
dapat berlangsing dengan dibentuknya senyawa antara radikal bebas ataupun ion.
XI.
Daftar Pustaka
·
Fessenden, ralph
J dan Fessenden, Joan S. 2007. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
·
Ramiawati. 2005.
Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara
·
Rivai, Harzul.
2005. Azas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI Press
·
Tim Kimia
Organik I. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Organik !. Jambi: Universitas Jambi
XII. Lampiran Gambar
Tahap penyaringan pertama setelah larutan
direfluks
Tahap kristalisasi
Hasil filtrat
Penyaringan
kedua hasil refluks
Tahap merefluks dilakukan
arnia haiza annisa (049) akan menjawab pertanyaan nomor
ReplyDelete2. Reaksi yang terjadi ialah reaksi adisi dan eliminasi dimana ikatan rangkap pada salah satu karbon akan berubah menjadi tunggal dan akan mengikat gugus fungsi lain sehingga mengalami perubahan posisi dan pada saat terjadi reaksi eliminasi maka ikatan rangkap akan terbentuk lagi sehingga menghasilkan isomer trans asam fumarat yang berasal dari cis asam maleat.
Saya Rd. Abdurrahman (A1C117015) akan menjawab pertanyaan nomor 1. Kegagalan terbentuknya kristal pada percobaan diatas adalah dimungkinkan karena telah terjadi penurunan suhu pada campuran yang disebabkan proses penyaringan yang dilakukan 2 kali. Hal ini tentu bertolak belakang dengan konsep kristalisasi yakni terjadinya penurunan suhu secara drastis.
ReplyDeleteSaya Ratna Kartika Sari (011) akan mencoba menjawab pertanyaan no 3. Pada saat pelarutan asam maleat dengan HCl pekat dimana akan terjadi perubahan isomer geometri dan terjadi perubahan ikatan rangkap C=C untuk sementara waktu diubah menjadi ikatan tunggal C-C dan melalui ikatan tunggal inilah perputaran dapat berlangsung dengan bebas.
ReplyDelete