Laporan Praktikum Kimia Organik 1 - Percobaan 1

VII. DATA PENGAMATAN
7.1 Analisa Unsur
7.1.1 Karbon dan Hidrogen
No.
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 1-2 gr CuO kering dan dipanaskan
Belum terlihat adanya perubahan.
2.
Ditambahkan gula (1/10 jumlah CuO)
Tetap belum terzadi perubahan pada sampel.
3.
Dialirkan pipa kedalam tabung yang berisi 10 ml (Ca(OH)2 dipanaskan
Tampak adanya gelembung dan uap.

7.1.2 Halogen
a. Tes Beilstein
No.
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.
Dipanaskan kawat tembaga, diginkan lalu tetesi kawat dengan dua tetes CCl4 (benzen), dan dipijarkan
Ketika tembaga dipanaskan, warnanya berubah menjadi merah. Setelah ditambahkan benzen timbul uap dan warna tembaga tidak merah lagi.

b. Tes CaO
No.
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.
Dipanaskan CaO sampai suhu tinggi ditambahkan 2 tetes CCl4 (benzen)
Setelah Prosedur tersebut dilakukan, tercium aroma yang menyengat serta terdapat gumpalan. Pada dinding tabung terdapat uap.
2.
Dididihkan lagi setelah dingin dengan 5-10 ml air suling dituang kedalam gelas kimia dan larutan dalam HNO3
Pada saat dididihkan, timbul gelembung dan warna larutan jernih.

7.1.3 Metoda Leburan
a. Belerang
No.
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan 3 ml larutan larutan L (NAOH) dididihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan dengan kertas saring basah yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%
Setelah dilakukan Prosedur disamping, warna larutan tetap bening, larutan mendidih dan uapnya naik melewati kertas saring.
2.
Pada larutan L lainnya, ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroprosida
Setelah ditambahkan 4-2 tetes Na-nitroprosida warna larutan berubah menjadi kuning jernih.

b. Nitrogen
1. Urea
No.
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.
3 ml larutan L (NH3), ditambahkan 5 tetes FeSO4, 1 tetes FeCl3  dan 5 tetes KF 10%
a.  Ketika ditambahkan FeSO4, terdapat gumpalan berwarna coklat kehitaman.
b. Sesaat setelah ditambah FeCl3 warnanya berubah menjadi kuning.
c.  Setelah ditambahkan KF, gumpalan menjadi menyebar karena terjadi pengocokan.
2.
Ditambahkan kurang lebih 1-2 ml larutan NaOH 10% dan dididihkan
Setelah ditetesi dengan NaOH, maka  gumpalan turun kedasar. Dan ketika pendidihan telah selesai, terdapat endapan putih pada dinding gelas dan endapan kuning pada dasar gelas.
3.
Diasamkan dengan asam sulfat encer 20-25%
Setelah dilakukan pengasaman, endapan sebelumnya hilang dan timbul endapan baru di dasar gelas yang berwarna biru berlin.

2. Putih telur
No.
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.
3 ml larutan L (Putih telur), ditambahkan 5 tetes FeSO4, 1 tetes FeCl3  dan 5 tetes KF 10% . Ditambahkan kurang lebih 1-2 ml larutan NaOH 10% dan dididihkan
Ketika semua bahan disamping dicampurkan, warnanya menjadi kuning pekat. Pada saat didihkan larutan meletup-letup dan sesaat setelah dingin, turun serbuk biru ke dasar gelas.
2.
Diasamkan dengan asam sulfat encer 20-25%
Setelah proses pengasaman, warnanya berubah menjadi biru berlin dan larutan yang berada di atas berwarna kuning pucat.

c. Halogen
No.
Prosedur
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan 3 ml NaOH dan HNO3 lalu dipanaskan
Setelah pencampuran bahan, warnanya bening dan ketika dipanaskan kurang lebih satu menit, larutan naik seakan akan ingin keluar dari tabung
2.
Ditambah AgNO3 lalu dididihkan
Setelah penambahan bahan disamping, warna berubah menjadi  coklat keabu-abuan. Sesaat setelah dididihkan terbentuk endapan dengan 3 lapis warna, yaitu hitam, abu-abu, dan hitam.

7.2 Penentuan kelas kelarutan
7.2.1. Gula
No.
Jenis Pelarut
Hasil Pengamatan
1.
Kelarutan dalam air
Gula larut dan larutannya jernih (+)
2.
Kelarutan dalam benzene
Gula tidak larut secara sempurna, tetapi larutannnya jernih (+)
3.
Kelarutan dalam NaOH 10 %
Gula larut dan larutannya jernih (+)
4.
Kelarutan dalam NaHCO3 5%
Gula larut dan terdapat gelembung gas, larutannya jernih (+)
5.
Kelartan dalam HCl
Gula larut secara cepat, larutannya jernih (+)
6.
Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Gula tidak larut secara sempurna, campuranya menghasilkan larutan berwarna kuning jernih serta gula melayang-layang ditengah larutan dan gulanya berwarna merah coklat kehitaman dan larutan menimbulkan panas (+)
7.
Kelarutan dalam H3PO4 pekat
Larutan yang dihasilakan jernih, namun gulanya menyebar (+)

7.2.2 Tepung
No.
Jenis Pelarut
Hasil Pengamatan
1.
Kelarutan dalam air
Tepung larut dalam air, larutannya keruh (-)
2.
Kelarutan dalam benzene
Tepung sedikit larut dan larutannya keruh (-)
3.
Kelarutan dalam NaOH 10 %
Tepung menggumpal dan larutannya keruh (-)
4.
Kelarutan dalam NaHCO3 5%
Larutannya keruh dan terdapat gelembung gas (+)
5.
Kelartan dalam HCl
Larutannya keruh dan terdapat endapan, lalu disaring dan larutannya menjadi jernih. Kemudian larutan ditetesi dengan NaOH sehingga lalrutannya tetap bening (+)
6.
Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Larutannya keruh, tidak panas, dan tidak menimbulkan gas (-)
7.
Kelarutan dalam H3PO4 pekat
Larutannya jernih dan terdapat endapan (+)

7.2.3 Minyak
No.
Jenis Pelarut
Hasil Pengamatan
1.
Kelarutan dalam air
Larutannya jerniih dan terdapat batas antara minyak dan air (+)
2.
Kelarutan dalam benzene
Minyak dan benzen bercampur dan larutannya jernih (+)
3.
Kelarutan dalam NaOH 10 %
Terdapat batas antara minyak dan NaOH dan larutannya keruh, (-)
4.
Kelarutan dalam NaHCO3 5%
Larutannya jernih dan terdapat batasan antara minyak dan NaHCO3 (+)
5.
Kelartan dalam HCl
Lerutannya jernih, dan terdapat batasan (+)
6.
Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Larutannya jernih dan terdapat batasan antara minyak dan H2SO4 (+)
7.
Kelarutan dalam H3PO4 pekat
Larutannya keruh dan terdapat batasan (-)

7.2.4 Putih telur
No.
Jenis Pelarut
Hasil Pengamatan
1.
Kelarutan dalam air
Putih telur larut dengan air, dan larutannya keruh (-)
2.
Kelarutan dalam benzene
Larutannya jernih dan terdapat pembatas antara benzen dan putih telur (+)
3.
Kelarutan dalam NaOH 10 %
Terdapat busa diatas campuran, larutannya jernih (+)
4.
Kelarutan dalam NaHCO3 5%
Larutannya jernih (+)
5.
Kelartan dalam HCl
Larutannya keruh dan terdapat endapan putih (-)
6.
Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Larutan keruh dan terdapat gumpalan diatas larutan (-)
7.
Kelarutan dalam H3PO4 pekat
Larutannya jernih (+)

VIII. Pembahasan


Peran suatu unsur yang menyusun suatu senyawa dapat diketahui apabila kita melakukan identifikasi daripada kandungan unsur penyusun senyawa organic dan penentuan kelarutan senyawa tersebut. Ketika unsur penyusun suatu senyawa telah diketahui, maka kita dapat mengestimasi rumus molekul dan rumus empirisnya serta kita dapat memperkirakan sifat kelarutannya terhadap pelarut polar dan non polar. Dengan adanya perbedaan kelarutan suatu senyawa, maka dapat diperhitungkan kecenderungannya ketika direaksikan dengan senyawa lain. Dari proses identifikasi diatas maka kereaktifan serta fungsi zat organic pada mahluk hidup dapat ditentukan larena setiap unsur penyusun memiliki peran yang sangat penting (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/)
8.1. Analisa Unsur
Analisa unsur merupakan cara yang dilakukan dalam penenrtuan unsur ataupun senyawa penyusun suatu sampel. Ada berbagai macam cara dalam penentuan unsur.dalam praktikum ini dilakukan beberapa cara seperti uji titik nyala dan sebagainya.

8.1.1 Karbon dan Hidrogen
Pada percobaan analisa unsur karbon dan hydrogen, dilakukan prosedur yang sesuai dengan tabel pengamatan diatas. Sejumlah serbuk CuO  dikeringkan dan dicampurkan dengan sejumlah gula didalam cawan porselin. Kemudian dipindahkan kedalam tabung reaksi pyrex dengan dilengkapi sumbat dan selang pengalir gas. Kemudian ujung selang lainnya dihubungkan dengan tabung yang berisi 10 ml larutan Ca(OH)2 kemudian campuran gula dan CuO dipanaskan. Adapun hasil yang didapati ketika gula dan serbuk CuO dicampurkan tidak mengalami perubahan apa-apa. Namun ketika dipanaskan, timbul uap dan gelembung yang menandakan adanya unsur karbon (CO2) dan unsur hydrogen (H2O). Campuran serbuk CuO dan gula berubah menjadi warna hitam.

8.1.2 Halogen
Pada penentuan halogen ini ada dua percobaan yaitu tes beilstein dan tes CaO. Adapun hasil dari kedua percobaan tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Tes beilstein
Pada percobaan ini dilakukan sesuai prosedur pada tabel diatas. digunakan kawat tembaga, yang kemudian dipanaskan sampai warnanya kemerah-merahan dan tak memberikan warna nyala lain. Kemudian didinginkaan dan ditetesi dengan 2 tetes benzene. Sesaat setelah ditetesi benzen tercium bau gas dari kawat tersebut. Kemudian kawat tersebut dipanaskan kembali dan warna nyala yang ditimbulkan adalah warna putih.
b.      Tes CaO
Pada percobaan analisa unsur halogen ini, dilakukan prosedur sesuai dengan tabel diatas. Dimasukkan CaO bebas halogen kedalam tabung reaksi besar lalu dipanaskan hingga suhu tinngi. Hasil yang didapat pada Prosedur ini ialah CaO menggumpal. Kemudian langsung diteteskan dua tetes CCl4 (diganti dengan benzene) dan hal ini menyebabkan timbulnya bau gas yang sangat menyengat serta didapati uap air pada dinding tabung.setelah didinginkan, ditambahkan air suling 5-10 ml dan dididihkan kembali.hasil yang diperolehpun larutan berwarna bening dan terdapat gelembung sebagai efek dari pendidihan yang dilakukan.

8.1.3 Metoda Leburan dengan Natrium
Pada percobaan metoda leburan dengan natrium ini kami tidak melakukannya dikarenakan tidak tersedia bahan yang akan digunakan dilaboratorium.

a.       Belerang
 Pada percobaan metoda leburan dengan natrium ini, dilakukan sesuai dengan prosedur pada tabel diatas. Digunakan larutan L yaitu NaOH. Terdapat dua langkah utama yang akan dilakukan. Pertama diasamkan 3 ml larutan L dengan asam asetat.tidak ada perubahan warna yang terjadi setelah pengasaman namun larutan meningkat suhunya menjadi hangat. Kemudian tampak batas dalam campuran tersebut seperti halnya jika mencampurkan minyak dengan air.  Kemudian larutan tersebut dididihkan dan diletakkan kertas saring basah yang telah ditetesi dengan Pb-asetat 10% diatas gelas kimia tersebut. tampak larutan tetap berwarna bening dan tampak larutan mendidih dan uap ataupun gas yang ditimbulkan menembus kertas saring yang berada diatas. Langkah kedua masih sama dengan langkah yang pertama, hanya saja ketika pemanasan dilakukan dan timbulnya gas, pada larutan tersebut ditambahkan Na-nitroprosida. Hasil yang diperoleh ialah terjadinya perubahan warna larutan dari bening ke kuning jernih. Perubahan warna menjadi kunung ini menandakan adanya unsur belerang dalam larutan.

b.      Nitrogen
Pada percobaan ini, dilakukan prosedur sesuai dengan tabel diatas. Digunakan larutan L yaitu NH3 dan putih telur. Pada saat 3 ml larutan L ditambahkan dengan 5 ml FeSO4, didapati adanya gumpalan coklat kehitam-hitaman. Kemudian ditambahkan dengan 1 tetes FeCl3, didapati warna larutan berubah menjadi kuning. Kemudian ditambahkan dengan 5 tetes larutan KF 10%, didapati bahwa gumpalan yang terbentuk pada awal percobaan menjadi menyebar. Setelah itu ditambahkan kurang lebih 1-2 tetes NaOH, didapati hasil bahwa gumpalan yang telah menyebar turun menjadi endapan. Kemudian larutan dididihkan dalam gelas kimia dan didapati hasil pada sekeliling dinding gelas berwarna putih dan larutan yang berada ditengah berwarna kuning. Setelah itu larutan didinginkan dan diasamkan dengan H2SO4 encer (20%-25%). Endapanpun berubah menjadi warna biru berlin. Perubahan warna ini menandakan adanya unsur Nitrogen dalam sampel yang diujikan yaitu amoniak.
Pada penentuan unsur nitrogen yang kedua, dilakukan prosedur yang sama seperti diatas, namun larutan L yang dipakai ialah putih telur. Larutan L ditambahkan dengan 5 tetes larutan FeSO4 yang mengakibatkan warnanya berubah menjadi kuning. Kemudian ditambahkan 1 tetes larutan FeCl3 dan 5 tetes larutan KF 10%, setelah itu ditambahkan 1-2 ml larutan NaOH 10%. Didapati hasil bahwa setelah pemnambahan beberaapa larutan diatas warna kuning yang ditimbulkan semakin pekat. Kemudian larutan didihkan dan didinginkan. Tampak serbuk berwarna biru turun ke dasar tabung. Kemudian dilakukan pengasaman dengan penambahan H­2SO4 encer. Setelah dilakukan pengocokan dan didiamkan selama beberapa saat, didapati endapan biru berlin pada dasar larutan..

c.       Halogen
Pada percobaan ini dilakukan prosedur sesuaipada tabel diatas. Digunakan NaOH sebagai larutan L. 3 ml Larutan L kemudian diasamkan dengan larutan HNO­3 encer (1 volume HNO3 pekat dalam 1 volume air). Didapati tidak ada perubahan apapun terhadap larutan dari segi fisiknya. Kemudian larutan dididihkan guna menghilanhgkan HCN atau H2S yang mungkin terbentuk. Kemudian ditambahkan 5 ml AgNO3 encer (5-10%). Didapati bahwa warna larutan berubah menjadi abu-abu kecoklatan. Kemudian larutan tersebut dididihkan kembali dan didapati serbuk endapan dengan tiga bagian dan warna yang berbeda-beda,  yaitu hitam, abu-abu jernih, dan hitam.

8.2 Penentuan kelas kelarutan
Pada percobaan ini, digunakan 4 sampel yang berbeda yaitu, tepung, minyak sayur, gula dan putih telur. Pelarut yang digunakanpun ada 7 pelarut yaitiu eter/benzen, NaOH 5%, NaHCO3 5%, HCl, H2SO4 pekat, dan H3PO4 pekat.

8.2.1 Kelarutan dalam air
Pada percobaan ini, dilakukan prosedur seperi tabel diatas. Pertama dimasukkan sampel 0.1 gram dan pelarut air 3 ml dan dokocok.. Gula dimasukkan kedalam tabung reaksi besar sebanyak 0,1 gram, lalu ditambahkan 3 ml air suling, dan dikocok. Didapati hasil bahwa gula larut dan larutan jernih, berarti bernilai (+).  Kedua dimasukkan tepung dan air sulibg dengan jumlah yang sama, diperoleh warna keruh seperti susu yang berarti bernilai (-). Ketiga ditambahkan minyak dan air suling dan diperoleh batas antara keduanya dan larutan jernih yang berrarti bernilai (+). Ketiga dimasukkan putih telur dengan air suling, didapati larutan keruh yang berarti bernilai (+).

8.2.2 Kelarutan dalam eter
Pada percobaan ini dilakukan sama seperti yang sebelumnya. Ditambahkan sampel 0,1 gram kemudian ditambahkan dengan 3 ml pelarut eter (benzen) dan dikocok. Pada sampel  gula didapati hasil bahwa gulanya larut namun tidak sepenuhnya, larutannya jernih dan bening, berarti bernilai (+). Pada sampel tepung, didapati hasil tepungnya sedikit larut dan larutannya keruh berarti bernilai (+). Pada sampel minyak didapati hasil bahwa larutannya jernih dan minyak bercampur dengan benzene, berarti bernilai  (+). Pada sampel putih telur didapatkan hasil larutannya jernih, namun ada pembatas antara benzen dan putih telur, yaitu benzen berada dibagian atas larutan dan putih telur berada dibagian bawah larutan berarti bernilai (+).

8.2.3 kelarutan dalam NaOH 10%
Pada percobaan ini, dilakukan Prosedur yang sama dengan percobaan sebelumnya yaitu ditambahkan 0,1 gram sampel kedalam pelarut NaOH 10% pada masing-masing sampel. Apabila terjadi ketidakpastian, maka campuran disaring dan filtratnya dinentralkan dengan asam HCl encer. Pada sampel gula didapati hasil bahwa gula larut semua dan larutannya jernih, berarti bernilai (+). Pada sampel tepung didapati hasil bahwa larutan keruh dan terdapat gumpalan tepung, berarti bernilai (-). Pada sampel minyak didapati hasil larutan keruh, dan terdapat batas antara minyak dan NaOH, berarti bernilai (-). Pada sampel putih telur didapati hasil bahwa larutan jernih dan terdapat busa dibagian atas larutan tersebut, berarti bernilai (+).

8.2.4 Kelarutan dalam NaHCO3 5%
Pada percobaan ini dilakukan prosedur sama seperti percobaan sebelumnya dan jika dari larutan ditimbulkan gas CO2 beararti hasilnya (+) dan apabila tidak ada gas CO2 hasilnya (-). Pada sampel gula didapati hasil bahwa gula larut didalam NaHCO3, larutan jernih dan terdapat gelembung dalam air. Berarti terdapat gas CO2 dan bernilai (+). Pada sampel tepung didapati hasil bahwa larutan keruh, namun terdapat gelembung gas CO2 dalam larutan tersebut, berarti bernilai (+). Pada sampel minyak didapati hasil bahwa larutan jernih dan terdapat batas antara minyak dan NaHCO3, berarti bernilai (-). Pada sampel putih telur didapati hasil bahwa larutan jernih berarti bernilai (-)

8.2.5 Kelarutan dalam HCl
Pada percobaan ini prosedurnya sama namun pelarutnya adalah HCl 5%, sebanyak 5 ml. Jika hasilnya jernih (+) dan jika larutan keruh haslnya (-). Bila meragukan, campuran disaring, lalu kedalam filtrat dinetralkan dengan larutan NaOH encer. Pada sampel gula didapati hasil bahwa gula larut semua dengan cepat dan larutan jernih, berarti bernilai (+). Pada sampel tepung didapati hasil bahwa larutan keruh dan terdapat endapan. Karena meragukan dilakukan penyaringan yang kemudian dilanjutkn dengan penambahan 30 tetes NaOH pada filtrat tersebut. Didapati hasil bahwa larutan menjadi bening,berarti bernilai (+). Pada sampel minyak didapati hasil bahwa larutan jernih dan terdapat batas antara larutan tersebut, berarti bernilai (+). Pada sampel putih telur didapati hasil bahwa larutan keruh dan terdapat endapan berwarna putih, berarti bernilai (-).

8.2.6 Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Pada percobaan ini prosedurnya sama dengan yang diatas, namun pelarut H2SO4 ditambahkan sebanyak 3 ml, kemudian dikocok dengan hati-hati. Bila larutannya jernih, timbul panas, atau terjadi perubahan warna maka larutannya (+). Pada sampel gula didapati hasil bahwa larutan berwarna kuning jernih dan menimbulkan panas. Tetapi gula melayang didalam larutan dengan warna gula adalah seperti warna betadin, berarti beernilai (+). Pada sampel tepung didapati hasil bahwa larutan keruh, tidak timbul panas, dan tidak ada timbul gas, berarti bernilai (-). Pada sampel minyak didapati hasil bahwa larutan jernih  dan terdapat batas antara minyak dan H2SO4 pekat. berarti bernilai (+). Pada sampel putih telur didapati hasil bahwa larutan keruh dan terdapat  gumpalan diatas larutan, berarti bernilai (-).

8.2.7 Kelarutan dalam H3PO4 pekat
Pada percobaan ini, prosedurnya sama seperti diatas, yaitu apabila larutannya jernih maka bernilai (+). Pada sampel gula didapati hasil bahwa larutan jernih, H3PO4 kental, dan gulanya menyebar, berarti bernilai (+). Pada sampel tepung didapati hasil bahwa larutan jernih dan terdapat endapan, berarti bernilai (+). Pada sampel minyak didapati hasil bahwa larutan keruh dan terdapat batas antara minyak dan H3PO4, berarti bernilai (-). Pada sampel putih telur didapati hasil bahwa larutan jernih, berarti bernilai (+).


IX. kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan diatas adalah:
            1.Analisa kualitatif unsur organi ialah cara untuk mengidentifikasi unsur organic yang terdapat             dalam suatu senyawa yang tidak diketahui. Prinsip dasar dalam analisa kualitatif dalam kimia             organic ialah penentuan unsur dengan penambahan zat lain dan pelarut dimana dapat dilihat dari         warna yang ditimbulkan, gas yang muncul serta warna nyala.
          2. Proses analisa kualitatif unsur organic dipengaruhi oleh banyak faktor seperti sifat dari senyawa         tersebut dan teknik penganalisaannya. Tahapan kerja analisa dapat dimulai dari unsur karbon,             hirogen sampai pada penentuan kelas kelarutan.
          3. Sifat kelarutan senyawa organic berbeda-beda, tergantung pada pelarut dan jumlah kelarutannya.

X. Daftar Pustaka

  • http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/
  • Martin, Alfred. 1993. Farmasi Fisik II Dasar-dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Kosmetik, Jakarta :           UI Press.
  • Sahidin, dkk. 2011. Penuntun Praktikum  Kimia Organik Farmasi.Unhalu: Kendari.
  • Tim Kimia Organik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik 1. Jambi: Universitas                          Jambi.
  • Willybrordus, Yoga dan Hendriani Rini. 2012. Reviev : Teknik peningkatan Kelarutan Obat.              Farmaka Suplemen Volume 14 No 2. Diakses tanggal  19 Februari 2019

Permasaslahan yang timbul dari praktikum yang telah dilakukan:
1. Mengapa saat penambahan Na-nitroprosida pada percobaan belerang, warna larutan berubah
    menjadi kuning?
2. Apa yang menjadi indikasi ditemukanya unsur hidrogen dalam percobaan analisa unsur?
3. Aapa yang menjadi faktor sehinnga sifat kelarutan senyawa organik berbeda-beda?


XI. Lampiran Gambar

 Adanya endapan dan warna
agak hitam menandakan
adanya unsur halogen


Uji halogen dengan tes beilstein
api berwarna hijau menandakan
adanya halogen 


Uji kelas kelarutan pada sampel putih telur dengan barbagai
macam pelarut yang digunakan


Uji kelas kelarutan sampel minyak dengan berbagai

pelarut yang digunakan





Comments

  1. Novela melinda (A1C117007) Saya ingin menjawab pertanyaan nomor 2. Menurut saya, Indikasi terdapatnya unsur hidrogen dalam percobaan tersebut adalah terdapatnya uap air ataupun titik-titik air pada dinding tabung reaksi

    ReplyDelete
  2. saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 1. penambahan Na-nitroprosida pada percobaan belerang yang menyebabkan larutan berubah menjadi warna kuning merupakan indikasi bahwa terdapat unsur belerang didalam sampel tersebut. (Sheila Sagita, 09)

    ReplyDelete
  3. Saya akan menjawab mengenai faktor yang mempengaruhi sifat kelarutan senyawa organik sehingga berbeda-beda adalah pelarut yang digunakan dan jumlah kelarutannya. Karena setiap pelarut yang digunakan memiliki kepolaran hang berbeda dalam mengikat zat terlarut

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Laporan Praktikum Kimia Organik 1 - Percobaaan 4

Jurnal Praktikum Kimia Organik 1 - Percobaan 1

Laporan Praktikum Kimia Organik 1 - Percobaan 2